Sajak Mahacinta untuk Siwi




/1/ ayat pertama/
temaram ketika bidari menuruni bukit
membawakan kabar
yang bukan sebab kepiluan
tapi kehendak tuhanlah
yang menyuruhnya demikian

/2/ ayat kedua/
lalu dalam hitungan detik
aku mendengar bisikannya
agar aku menyunting kamu
siwi
pada bulan yang pertama
pada pekan yang terakhir

/3/ ayat ketiga/
hingga tiada sebab undangan apapun
yang lebih membahagiakan selain
kebersediaan tetua dan dewa
yang menyemayamkan diri dalam raga
manusia pada pernikahan kita
untuk melantunkan doa dan
penerimaan yang tulus
agar semesta pun memeluk kita
dengan bahgia pula

/4/ ayat keempat/
pada bulan pertama
pada pekan terakhir
tepat pada dua puluh tujuh
di kediamanmu
siwi
kusambut bidari yang menuruni bukit itu
dengan kabar dari langit itu
tentang hakikat kebersamaan
yang utuh; pernikahan

/5/ ayat kelima/
pada bulan pertama pekan terakhir tepat dua puluh tujuh itu
kita menyambut tetua dan para dewa
bukan tentang kehadirannya
tetapi tentang kebahgiaannya
yang sebab itu menjadikan kita bahgia
atau justru bahgia kitalah yang membahgiakannya

/6/ ayat keenam/
pada bulan pertama pekan terakhir tepat dua puluh tujuh itu
tetuaku dan tetuamu menyatukan kita
lalu dewa dalam hidupku dan hidupmu
membawakan pada kita suatu keterlemparan yang indah

/7/ ayat ketujuh/
lalu kita pun kian bahgia
hingga masa-masa yang panjang
; selamanya—penuh kasih


*sumber gambar: unsplash.com 
Copyright © Nurrohman. Designed by OddThemes